Sinergi dan Digitalisasi Penentu UMKM Berkembang atau Tumbang
Oleh; Sri Engla Deswita owner Rendang Uniadek
Masa Pandemi, tentu menjadi masa yang krusial bagi berbagai sektor usaha termasuk UMKM. Seolah hanya memiliki dua pilihan, tumbang atau berkembang. Pilihan ini tentunya juga berlaku bagi UMKM Rendang Uniadek yang saya kelola. Sebagai UMKM yang memproduksi rendang dan makanan khas Minang dengan target pasar wisatawan, pandemi dan PSBB tentu menjadi badai besar bagi Rendang Uniadek.
Saat itu saya memilih berkomitmen tetap menjalankan bisnis saya tanpa melakukan pengurangan karyawan. Dampaknya, agar tetap bisa menjalankan operasi saya mesti menyuntikkan tambahan modal agar biaya produksi dan biaya operasi dapat tertutupi meski pandemi sempat membuat penjualan menjadi sepi.
Bersinergi dan digitalisasi, menjadi dua hal yang saat itu saya optimalkan. Saya kembali menguatkan sinergi dengan relasi yang telah ada sebelum pandemi dan membangun jaringan baru. Jika sebelumnya wisatawan menjadi target pasar utama, dimasa Pandemi Rendang Uniadek mengalihkan target pasar menjadi Instasi pemerintahan dan perkantoran.
Rendang Uniadek, tentu harus bisa mengikuti perubahan pola perilaku konsumen dalam berbelanja, saat dan pasca Pandemi, perubahan pola belanja yang beralih dari belanja secara konvensional menjadi belanja secara Online berjalan secara masif. Rendang Uni Adek merambah pasar baru, pasar berbasis online.
Dengan meningkatnya transaksi berbasis online, pengiriman rendang Uniadek menjadi semakin banyak. Tentu packaging menjadi salah satu hal yang harus ditingkatkan. Bermodalkan pengetahuan dan relasi yang saya dapatkan dari berbagai pelatihan yang saya ikuti, Rendang Uniadek terus berusaha naik kelas untuk memastikan packaging yang baik dan menarik. Dengan begitu kami bisa memastikan bahwa kualitas prodak tetap terjaga meski dikirim ke berbagai kota di Indonesia hingga ke Malaysia dan Singapura.
Sinergi dan digitalisasi serta didukung packaging yang baik, Rendang Uniadek perlahan bisa bertahan di masa Pandemi. Lebih dari itu, pada 2023 Rendang Uniadek bahkan bisa membuka outlet baru.
Kemampuan untuk bertahan dan terus tumbuh ini, tentu lebih dari sekedar bisnis. Ada nilai yang terus saya jaga, yakni upaya untuk pemberdayaan masyarakat dan melestarikan serta edukasi terkait budaya kuliner Minang.
Saat awal mendirikan usaha ini, saya memulai dengan modal yang sangat kecil, sekitar 300.000 Rupiah. Saat itu saya sedang berada dalam kesulitan ekonomi yang cukup pelik. Jadi berbekal modal uang tersebut dan pengalaman membuat rendang, saya mencoba usaha ini.
Disupport oleh teman-teman saya, saya mulai dengan menjalin relasi dengan agensi travel. Kemudian dengan harapan bisa naik kelas, saya mencoba untuk mengikuti berbagai macam pelatihan, baik pelatihan yang diadakan pemerintah dan pelatihan yang dilaksanakan pihak lain.
Semakin lama, Rendang Uniadek terus berkembang dan tentu saya bisa merasakan dampak ekonominya. Berangkat dari sinilah saya ingin agar dampak kesejahteraan yang telah saya rasakan, bisa meluas dan juga dirasakan oleh orang lain.
Komitmen untuk bisa berdampak positif bagi masyarakat sekitar saya lakukan dengan memastikan bahwa bahan daging segar yang berasal pasar tradisional kemudian untuk bumbu seperti cabai, bawang merah, bawang putih, jahe, dan lengkuas langsung dari petani menjamin bahwa bahan dan bumbu kami selalu segar, alami dan ada dalam kondisi terbaik.
Untuk cara pembuatan, Rendang Uniadek terus menjaga tradisi yang telah ada. Bumbu diracik sendiri dan dapat dipastikan tidak mengunakan penyedap. Kemudian untuk cara memasaknya juga masih sangat tradisional, dimasak dengan api kecil atau dalam bahasa Minang disebut ‘ba unyai’. Untuk proses ini durasinya bisa mencapai 14 jam.
Menurut saya, memasok bahan dari masyarakat dan kesetiaan pada tradisi ini juga yang membuat rendang yang kami hasilkan bisa memiliki rasa yang otentik. Akhirnya rasa yang otentik itu menjadi alasan bagi konsumen untuk selalu kangen pada rendang yang kami sediakan. Muaranya tentu mewujudkan visi Rendang Uniadek untuk menjadi ratunya masakan Minang.
Berbicara terkait prodak, saat ini kami memiliki 11 varian rendang dengan rasa yang siap memanjakan lidah pembeli. Selain rendang kami juga menyediakan Dendeng Batokok, Dendeng Paru Lambok dan Itiak Lado Ijau.
Tidak berhenti disana, saat ini Rendang Uniadek juga gencar melakukan edukasi bagi masyarakat dan pengunjung terkait rendang dan makanan khas Minangkabau lainnya. Bagi setiap pengunjung yang datang kami mempersilahkan mereka melihat bagaimana proses kerja pembuatan rendang, bumbu dan cara mengolahnya. Hal ini kami lakukan dengan harapan agar rendang dan makanan khas Minangkabau lainnya tetap lestari dan terjaga.
Untuk pemasaran Rendang Uniadek bisa dijangkau lewat berbagai toko online, mulai dari Website, Shopee, Tokopedia, Blibli, Grab dan Gojek. Untuk pembeli yang ingin melakukan pemesanan secara offline bisa dilakukan di outlet kami yang beralamat di Jalan Lintas Bukittinggi-Pasang Panjang KM.5, Cingkariang, Kec.Banuhampu, Kab.Agam dan outlet kedua di jalan Bandar Purus, Padang Barat. Kota Padang.
Melalui ketersedian akses online dan offline, tentu saja kami berharap kedepannya Rendang Uniadek bisa terus tumbuh dengan jangkauan pasar yang lebih luas sehingga memiliki dampak pemberdayaan bagi masyarakat yang juga semakin luas.
Sinergi dan Digitalisasi Penentu UMKM Berkembang atau Tumbang
Oleh; Sri Engla Deswita owner Rendang Uniadek Masa Pandemi, tentu menjadi masa yang krusial bagi berbagai sektor usaha termasuk UMKM.... selengkapnya
Penyajian rendang, baik bentuk dan kemasan menjadi salah satu inovasi yang masif beberapa waktu belakangan. Tentu saja ini menyesuaikan dengan... selengkapnya
Keripik pisang Balado adalah cemilan yang masih baru di outlet kami. Tetapi setiap tamu yang mecoba terster dari keripik ini… selengkapnya
Rp 25.000Kacang bawang khas Padang adalah produk yang dijual dengan rasa gurih asin yang khas. Kacang bawang ini memiliki keunikan rasa… selengkapnya
Rp 69.000Siapa yg tidak mengenal rendang? salah satu makanan Indonesia khas dri Sumatra Barat ini. kelezatannya sudah diakui di dunia. Rendang… selengkapnya
Rp 40.000harga dendeng kering – Daging sapi mentah segar yg sudah di bumbui menggunakan rempah” dan dijemur menggunakan sinar matahari langsung
Rp 95.000Opak Jengkol terbuat dari Ubi Kayu dan Jengkol pilihan. Dipadukan dengan bumbu balado khas Uniadek. Sehingga membuat Opak Jengkol menjadi… selengkapnya
Rp 17.000Rendang Paru Kering – Siapa yg tidak mengenal rendang? salah satu makanan Indonesia khas dari Sumatera Barat ini. kelezatannya sudah… selengkapnya
Rp 119.000Keripik Balado Panjang merupakan oleh-oleh yang harus dibawa pulang kerumah jika berkunjung ke Sumatera Barat. Keripik Balado Panjang kita ini… selengkapnya
Rp 25.000Bumbu pecel adalah bumbu tradisional yang terbuat dari kacang tanah, gula merah, dan bumbu lainnya. Bumbu pecel ini memiliki rasa… selengkapnya
Rp 39.000Siapa yg tidak mengenal rendang? salah satu makanan Indonesia khas dri Sumatra Barat ini. kelezatannya sudah diakui di dunia. Rendang… selengkapnya
Rp 72.000Bagi teman-teman yang malas untuk mengulek bumbu, kita memiliki bumbu rendang praktis yang tinggal dimasak. Bisa dipakai untuk 1/2 kg… selengkapnya
Rp 75.000
Saat ini belum tersedia komentar.